English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Jumat, 16 Oktober 2009

Kuda Kencak



Kuda Kencak
kuda1.jpg
Kuda Kencak salah satu kesenian Kabupaten Probolinggo
Satu jenis kesenian yang paling unik dan menarik dari Probolinggo adalah tarian Kuda Kencak. Kata “kencak” sendiri berarti mengangkat kaki berulang kali. Satu gerakan indah dan jenaka yang dilakukan oleh kuda mengiringi irama bunyi-bunyian dari gamelan yang ditabuh oleh beberapa orang. Sang kuda diberi hiasan warna-warni. Seorang anak yang duduk dipunggungnya juga memakai pakaian yang tidak kurang gemerlapannya, diberi untaian bunga sekeliling kepalanya, dipayungi dengan payung berwarna serta diarak dan diperlakukan bagai pengantin.

kuda2.jpgTradisi ini sebenarnya dilakukan dalam upacara mengkhitankan seorang anak. Tetapi perkembangan menunjukkan bahwa kebiasaan ini juga dilaksanakan sebagai penebus nazar atau niat seseorang. Misalnya saja seseorang akan mempagelarkan Kuda Kencak apabila anaknya sembuh dari sakit. Maka bila anaknya benar-benar telah sembuh, si anak akan menari bersama kuda kencak dan diarak beramai-ramai.

kuda3.jpgSetibanya dari arak-arakan tersebut, barulah diadakan pertunjukan sepenuhnya. Gamelan di tabuh dengan irama tertentu. Pengiringnya, biasanya disebut “Janis”, akan ikut pula menari dan membawakan kidung-kidung, sejenis pantun sindir menyindir dan dibawakan bersahut-sahutan. Dalam irama gamelan itulah kuda dengan kejenakaannya mengangguk-angguk, menggeleng-gelengkan kepala serta merentak-rentakkan kakinya sesuai dengan ritme bunyi-bunyian. Kini kuda kencak sering dipagelarkan untuk menyambut tamu-tamu agung atau tamu-tamu yang dihormati.

Another kind of an artistic performance which is unique and attractive in Probolinggo is the Kencak Horse Dance. The word Kencak it self means : to lift feet many times repeatedly. It is a beautiful and joyful movement of horses when they hear gamelan sounds sounded by some people. The horses are given colourful ornaments. A child sitting on the horse’s back is also wearing an ornamental dress, wearing dangling flowers around his head while some-oneholds a colourful umbrella treating him as a bridegroom in a solemn procession. This tradition is actually held in a ceremony of a circumcision as a redemption of someone’s vow,

MAU DOLAR DAFTAR SEKARANG JUGA DI